Semua sudah tahu alasan Bali menjadi surga dunia – mulai dari pantai berpasir putih yang memukau hingga pegunungannya yang agung, mulai dari tarian tradisional hingga klub malam yang keren; Bali memiliki segalanya.
Belum lagi keramahan orang-orang Bali yang dengan mudah membuat Anda merasa menjadi bagian dari komunitas, serta membuat Anda rindu untuk segera kembali mengunjungi Bali.
Dan yang terpenting, kebanyakan pengusaha, nomaden digital dan ekspat membanjiri skema perusahaan startup di pulau ini untuk menjadi anggota dari ekosistem yang terus tumbuh di surga tropis ini.
Dalam artikel ini, kita akan melihat gambaran detail perusahaan startup di Bali, dan mungkin artikel ini dapat menjadi panduan bagi Anda untuk mempertimbangkan Bali sebagai tempat Anda memulai bisnis.
1. TAK PERLU BERPIKIR LAGI – SKEMA STARTUP DI BALI MENUNGGU ANDA
Ekonomi digital Indonesia’tidak lagi ada hanya di area cyberspace — ekonomi digital mulai memberikan dampak terukur terhadap ekonomi yang nyata.
Pada 2018, ekonomi digital diprediksi mencakup 8.5% PDB Indonesia, kenaikan yang signifikan apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai 7.3%.
Banyak ekspat yang telah memutuskan untuk menetap di Indonesia, terutama di Bali, karena biaya yang murah dan kesempatan tak terbatas untuk memulai startup dan bisnis teknologi.
Anda dapat menikmati gaya hidup yang menyenangkan dengan sedikit uang dan dengan segala kebutuhan dan kemewahan yang Anda idamkan. Skema startup ini telah berkembang cepat dalam beberapa tahun terakhir, namun baru-baru ini kita dapat melihat semakin banyak kisah sukses yang berasal dari Pulau Dewata ini.
2. SILICON VALLEY BERIKUTNYA
Dikenal sebagai Silicon Valley berikutnya atau “Silicon Bali”, komputer dihargai di Bali dan inovasi teknologi menciptakan lingkungan yang menarik nomaden digital.
Bukan hanya itu, popularitas Bali semakin dibuktikan dengan meningkatnya jumlah ruang co-working, yang menjadi pusat terpopuler bagi para pengusaha berjiwa bebas. Hampir 85% komunitas ruang co-working terdiri dari nomaden digital.
Dengan Bali semakin cepat menjadi tempat yang memikat bagi perusahaan startup dan pusat usaha bermunculan di mana-mana, kemakmuran ini menggerakkan para investor untuk menanamkan modal mereka di pulau ini, di luar pusat teknologi tradisional di Bali.
3. BIAYA HIDUP
Dengan biaya hidup yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan kebanyakan negara barat, bukanlah kejutan jika budaya dan lingkungan yang indah dari pulau Bali ini akan menarik para inovator dan startup.
Banyak pengusaha dan nomaden digital menetap di Bali karena faktor biaya hidup. Walaupun Bali tidak memiliki infrastruktur mewah dan kumpulan talenta serta area perkotaan yang lebih besar, Bali menyediakan lingkungan yang memungkinkan terciptanya eksperimen, kreativitas dan pemikiran inovatif.
Kebanyakan pusat startup populer di dunia, seperti London, Singapoura, Los Angeles, dll, mungkin akan menguras tabungan Anda. Namun di Bali, Anda bisa mendapatkan kondominium atau vila yang layak dengan segala perlengkapannya hanya dengan mengeluarkan biaya kurang dari $1,000 per bulan – cukup besar untuk memberikan kenyamanan kepada beberapa orang termasuk diri Anda sendiri.
Makanan bahkan lebih murah, dan Anda hanya perlu membayar kurang lebih antara $5 hingga $10 untuk makanan dan suasana berkualitas premium. Di Bali, Anda dapat menemukan beragam jenis makanan dari berbagai belahan dunia, termasuk makanan barat, makanan tradisional Bali atau makanan khas Indonesia.
4. RELAKSASI DAN KENYAMANAN MODERN
Salah satu hal terbaik mengenai Bali adalah kedamaian dan relaksasi yang disediakan, serta juga kenyamanan modern yang diidamkan kebanyakan ekspat. Anda akan menemukan banyak studio yoga, pusat kebugaran, meditasi, makanan sehat, spa dengan harga terjangkau, opsi penyembuhan alternatif, dan pada saat bersamaan Anda disuguhkan keindahan alam eksotis serta seni di sekeliling Anda.
Inilah alasan banyak perusahaan startup di Bali menganggap pulau ini sebagai rumah mereka.
5. POSISI STRATEGIS
Bali memiliki posisi strategis untuk menarik minat pengusaha, talenta IT dan investasi dari Jakarta atau Bandung, yang memiliki infrastruktur IT yang lebih matang serta komunitas investasi.
Lokasi Bali yang ideal juga menjadi jantung untuk akses ke negara-negara Asia, seperti Singapura, Hong Kong, Malaysia, Thailand, Tiongkok, dan Australia. Penerbangan menawarkan harga terjangkau dan Anda bisa cepat tiba di negara-negara tersebut untuk sekadar melihat-lihat atau berbelanja. Selain itu, di dekat Bali terdapat surga-surga lain seperti kepulauan Gili, Nusa Lembongan, dan Lombok.
Jujur saja, perawatan medis mungkin menjadi hal yang dikhawatirkan sebagaian ekspat yang ingin pindah ke Bali. Rumah sakit utama, Rumah Sakit Sanglah, terletak di Denpasar dan klinik-klinik lain di Bali tidak memiliki infrastruktur medis yang canggih. Oleh karenanya, kedekatan Bali dengan negara-negara tetangga memudahkan ekspat untuk mengunjungi rumah sakit di luar Bali untuk cek kesehatan serta melakukan operasi.
SEBELUM MEMULAI BISNIS DI BALI
Skema startup di Bali masih sangat muda. Beberapa tahun lalu belum ada aktivitas startup, tetapi sekarang, segalanya berubah.
Menurut World Population Review, per Desember 2017, ada lebih dari 30.000 ekspat menetap di Bali. Karena semakin banyaknya populasi ekspat di Bali, regulasi menjadi semakin ketat dibandingkan sebelumnya. Oleh karena itu, Anda sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil langkah selanjutnya.
Visa
Visa paling umum untuk Bali adalah visa turis yang berlaku 30 hari, dan Anda dapat memperpanjang hingga 60 hari dengan biaya tambahan. Saat 60 hari Anda sudah habis, Anda harus meninggalkan Bali dan kembali memasuki Indonesia — ini dikenal sebagai visa run. Bagi ekspat yang tinggal di Bali tidak untuk waktu lama, visa turis atau visa run menjadi pilihan terbaik.
Namun, bagi ekspat yang akan tinggal di Bali untuk waktu lama, Anda direkomendasikan untuk mengajukan visa sosial-budaya. Visa ini berlaku 60 hari dan dapat diperpanjang untuk 30 hari lagi, dengan jumlah maksimum empat kali.
Namun, untuk jenis visa ini, Anda membutuhkan perusahaan lokal atau warga lokal untuk menjadi sponsor Anda. Prosedurnya bisa memakan waktu lama dan rumit, namun Anda selalu bisa memilih untuk mendapatkan bantuan dari agen tepercaya.
Anda juga dapat mempertimbangkan visa bisnis yang menawarkan single atau multiple entry.
Menyewa atau Membeli Properti
Menyewa? Membeli? Atau memilih ruang co-working?
Kami paham bahwa sulit memutuskan yang mana yang harus Anda pilih jika Anda berencana untuk menetap di Bali untuk jangka panjang, dengan modal uang terbatas.
Memiliki properti sendiri untuk dijadikan kantor mungkin merupakan mimpi setiap orang yang memulai bisnis di Bali. Namun, keseluruhan prosesnya bisa jadi cukup kompleks karena kebijakan restriktif yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.
Bahkan menyewa properti di Bali bisa cukup menyulitkan bagi sebagian orang. Oleh karena itu, ekspat dianjurkan untuk mencari bantuan hukum profesional sebelum membeli atau menyewa properti di Bali.
Ruang Co-Working
Jangan khawatir. Menyewa atau membeli kantor bukan satu-satunya pilihan bagi Anda yang ingin bergabung dengan perusahaan startup lain di Bali. Bali merupakan salah satu tempat terpanas untuk pengusaha dan nomaden digital. Oleh karena itu, ruang co-working telah dibuka di berbagai tempat di Bali untuk memenuhi kebutuhan pendatang baru.
Gabungkan lingkungan indah dan damai dengan ruang co-working unik yang menawarkan banyak manfaat di Bali; Anda memiliki resep sempurna untuk inkubasi startup.
Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut tentang skema startup di Bali dan bagaimana Anda dapat menjadi bagian dari perusahaan startup di Bali.